TUJUH KALIMAT
THAYYIBAH
Apa itu yang
dimaksud kalimat -kalimat Thayyibah ?
maknanya adalah ucapan-ucapan yang baik dan terbaik yang sering dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari bagi seorang
muslim.
1. kalimat pertama adalah “BASMALAH” ini wajib dilakukan disetiap saat,
baik mau memulai sesuatu apapun yang baik,contoh mau makan,atau mengendarai
kendaraan atau apapun,pokoknya memulai kegiatan yang baik-baik maka ucapkanlah
“Bismillahirohmanirrohim”.
2. Kalimat kedua adalah “ALHAMDALAH” ini juga wajib dilakukan
disetiap saat setelah selesai melakukan segala kegiatan yang baik-baik tadi
dengan mengucapkan “AlhamdulillahirobbilAlamin”.
3. Kalimat ke tiga adalah“TAKBIR” yakni “
Allahuakbar”, ketika menghadapi hal-hal yang
buruk dan mengejutkan hati atau ke panikan, maka dengan kalimat ini kita
menjadi tenang dan bersemangat untuk bangkit. Contoh ketika terjadi gempa, maka
seorang muslim tanpa sadar ,dia akan
mengucapkan takbir “Allahuakbar”,
dan pasti yang mendengarkan akan merasa ikut bersemangat dan bangkit dari
kesulitan apapun.
4. Kalimat
yang sering kali kita ucapkan berikutnya
adalah “ISTIQFAR” ini adalah ucapan
ketika tanpa sadar kita berbuat kesalahan apapun,dan ia tahu bahwa ALLAH
sedang memperhatikannya,maka dia berucap mohon ampun “Astaqfirullahalaziim”.
5. Kalimat yang berikutnya “SUBHANNALLAH”
ini sering kali kita ucapkan ketika kita melihat sesuatu yang luar biasa yang Allah ciptakan
dan kita bisa melihatnya pada saat itu juga, contohnya ketika saya pertama kali
melihat Ka’bah tanpa sadar saya berucap “SUBHANALLAH” dan sayapun menangis.
6. Kalimat
yang berikutnya “MasyALLAH” ini
pun wajib kita ucapkan ketika menghadapi sesuatu yang luar biasa (seperti
mengagumkan,mengherankan,atau mengerikan) contohnya melihat kambing terlahir
dengan berkepala misalnya seperti kelinci, maka tanpa sadar kita akan berucap
“MasyALLAH”. Allah maha Suci.
7. Kalimat yang terakhir adalah
“INNALILLAHI WAINA ILAHI ROJIUN” kalimat
ini sering kita ucapkan ketika diri kita, saudara kita atau siapapun yang
mendapat musibah,terutama ruh berpisah pada jasadnya,maka tanpa sadar kalimat
ini pun meluncur dengan sempurnanya. Sadar bahwa kita ,siapapun ia,pasti akan
mengalami nasib yang serupa,yakni berpisahnya jasad dengan ruh.
Sebenarnya
kalimat Thayyibah ini tidak hanya
terbatas pada hal-hal yang saya sebutkan diatas,tapi jumlahnya sangat banyak
diantaranya dengan memuji nama-nama
Allah yang berjumlah 99 nama yang dinamai ASMAHUL HUSNAH.
Inipun juga
termasuk kalimat Thayyibah yang
berbunyi “LA HAULA WALAQUATA ILA
BILLAH”. Mohon maaf berhubung sudah sore,saya mohon diri,bila ada kesalahan
dalam menulis tulisan ini saya mohon maaf, saya menanti keritik dan saran serta
commentnya. Blog ini tidak akan pernah ada apabila anda enggan mengkeritik dan
saran membangun.
TUJUH KALIMAT
THAYYIBAH
Makna Kalimat
Thayyibah
Kalimat
Thayyibah mengandung arti baik atau kebaikan. Dalam Alquran surat Ibrahim Allah
memberikan tamsilan tentang kalimat thayyibah dengan perumpamaan sebuah pohon
"Tidakkah kamu memahami bahwa Allah telah menggelar perumpamaan “Kalimat
Thoyyibah” itu seperti “SyajarohThoyyibah”. Akarnya kokoh dan puncaknya di
langit. Ia memberikan manfaatnya setiap saat, dan Allah menggelar perumpamaan
itu bagi manusia, agar mereka mengambil pelajaran". (QS,14 : 25). Kalimat
thayyibah mengandung arti kalimat-kalimat yang baik yang berisi tentang
ungkapan zikir kepada Allah. Karakateristik kalimat thoyyibah sebagaimana dalam
surat Ibrahim di atas mengandung tiga unsur pokok yaitu: Pokok (akar)nya
terhunjam kokoh di bumi, Puncaknya di langit, mendatangkan manfaat setiap saat,
sepanjang waktu. Tujuan zikir sebagai kalimat thayyibah ialah untuk ingat akan
kebesaran Allah, di mana bila kita mengingatkan kebesaranNya, maka seseorang
akan merasakan manisnya buah yang diperoleh dari syajarohthayyibah (pohon
kebaikan) tersebut . “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan
diri dan rasa takut, dan dengan tidak meninggikan suara, di waktu pagi dan
petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. 7:205).
Tujuh kalimat
thayyibah
Tujuh kalimat
thayyibah yang dirangkum dalam lafaz-lafaz zikir yang dianjurkan bagi kaum
muslim untuk selalu mengucapkannya dalam berbagai keadaan yaitu:
Bismillahirrahmanirrahim
Apabila diucapkan setiap kita mengawali segala perbuatan. InsyaAllah, jika
lidah kita terbiasa, perbuatan ini sudah menjadi refleks kita, maka akan lebih
mudah bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Karena senantiasa kita
diingatkan bahwa ada Allah yang melihat perbuatan kita. Kalimat ini sekaligus
mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk diri kita
yang hina ini. Kalimat thayyibah ini juga memberikan peringatan kepada kita
untuk melakukan perbuatan tetap berada dalam ketentuan Allah. Dalam sebuah
hadis Rasulullah menyatakan, "Bahwa setiap perbuatan baik yang tidak
dimulai dengan kalimat basmalah, maka perbuatan itu akan terputus maknanya
bahwa perbuatan tersebut tidak mendapat keberkahan." Alhamdulillah Inti
dari ucapan dzikir ini adalah ungkapan rasa syukur atas kurnia dan rahmat Allah
SWT. Sesungguh, pancaran perasaan syukur adalah energi kehidupan yang sangat
besar bagi manusia.
Orang yang
bersyukur kepada Allah pasti akan selalu berterimakasih kepada sesama manusia.
Allah menjanjikan dua hal bagi orang yang mendapat nikmat dengan penambahan dan
penyiksaan bagi yang tidak bersyukur “Jika kamu bersyukur maka Aku akan tambah
nikmat kamu tetapi jika kamu kufur maka azabku amatlah pedih”. Dengan mengucap
kalimat Alhamdulillah setiap selesai melakukan satu pekerjaan, maka akan
menguatkan keyakinan bahwa tak akan pernah terjadi sesuatupun tanpa campur
tangan Allah. Jika sesuatu itu baik, dirasakan sebagai pertolongan Allah. Jika
sesuatu itu kurang baik, tetap disyukuri dengan berkeyakinan bahwa itupun sudah
lebih baik dari pada tidak sama sekali. Dan manakala seseorang telah terbiasa
mengucap syukur untuk hal-hal yang kecil, maka ketika Allah menganugerahkan
nikmat yang sedikit lebih besar, maka kenikmatan yang diperoleh dirasakan akan
berlipat ganda.
Astaghfirullah.
Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 135 Allah menyatakan prihal orang-orang yang
mendapat mendapat kenikmatan setelah mereka bertaubat, "Orang-orang yang
berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta
ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan." Sungguh Maha Suci
Allah Yang Maha Sempurna, setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup
yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan penawar bagi
kekhilafan tersebut. Bagi manusia yang pandai mengunakan penawar ini, maka manusia
tidak akan terserang penyakit hati yang serius. Allah Maha Pengampun, terutama
bagi siapapun yang segera bertobat begitu sadar telah berbuat khilaf.
Orang-orang yang selalu membasahkan bibir mereka dengan istighfar, maka
noda-noda berupa dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit setiap hari
tidak segera menumpuk menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama noda-noda
ini tertumpuk, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Maka benarlah
bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang
tidak dibenari. Untuk menghindari keterlambatan taubat, maka dianjurkan untuk
istiqamah mengucapkan zikir ini setiap hari, terutama setelah shalat, walau
dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah sebagaimana diriwayatkan
Bukhari dalam kitab hadisnya bahwa beliau mengucapkan istighfar setiap hari
sebanyak seratus kali.
Ditambahkannya
juga bahwa barang siapa yang mengucapkan istighfar sebelum terbit matahari
samapai terbenamnya maka Allah akan menerima taubatnya (HR. Bukhari)
InsyaAllah. Kalimat ini diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan
sesuatu di masa yang akan datang. Zikir ini akan mengingatkan kita, bahwa
kehendak Allah adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang
akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang
dapat dipenuhi secara pasti oleh manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat,
Insya Allah (QS. 18: 23-24). Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini
secara keliru, hingga berkembang anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan
sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan umum ini banyak
menggejala dalam sebagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang dapat
memandang negatif kalimat ini. Adalah tanggung jawab kita bersama, kaum muslim,
untuk meluruskan pandangan seperti ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari
kita buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk melanggar. Akan
tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logika
manusia, disertai kepasrahan terhadap kehendak Allah yang sewaktu-waktu bisa
merubah apa yang telah kita rencanakan.
Laahaulawalaaquwwataillaabillaah.
Kalimat zikir ini merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha
Kuasaannya Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber'azam).
Kalimat thayyibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah
berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan
dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima resiko apapun
yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (QS 7:159).
Laailaahaillallah.
Dalam Hadis Nabi Muhammad disebutkan keutamaan kalimat
thayibahlaailaahaillallahwahdahulahsyarikalakalahulmulkumalhamduyuhyiwahuwa’alakullisyai’inqadir
maka Allah akan menetapkan seratus kebaikan dan menghapuskan seratus kejahatan
dan keburukan. Bahkan disebutkan pula bahwa kalimat ini merupakan kunci pintu
surga. Apabila seseorang mengucapkan dzikir ini sembari mengupas hikmahnya,
sungguh nikmat dan manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Karena
penjabaran arti dari kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun bisa
dirasakan di setiap waktu dan dalam kondisi apapun. Intinya satu; mengingat
kebesaran Allah SWT.
Innalillahiwainnailaihirajiun.
Kalimat ini merupakan kalimat yang mengandung makna bahwa sesungguhnya manusia
adalah milik Allah, dan setiap inci pergerakan tubuhnya berada dalam genggaman
Nya. Namun kenyataan bahwa segala sesuatu itu pasti kembali kepada pemiliknya
yaitu Allah AzzawaJalla. Zikir yang diucapkan di saat menghadapi musibah ini
akan membantu kita untuk mengingat akan hal ini. InsyaAllah, dengan membiasakan
meresapi hikmah kalimat ini, kita menjadi lapang dada dalam menghadapi setiap
peristiwa, seburuk apapun, yang sudah menjadi takdir kita. Semakin dalam
seseorang menghayati hikmah zikir dan mengamalkannya, maka penyakit hati dapat
dikurangi sembari menikmati manisnya buah dari syajarahthoyyibah.
1 komentar:
fiqih Islam
Posting Komentar